Kania,
Semua adalah jalan
Semua adalah perjumpaan di sudut-sudut keheningan
di tiap malam terlarut yang kubujuk untuk menemanimu
Semua adalah perjumpaan di sudut-sudut keheningan
di tiap malam terlarut yang kubujuk untuk menemanimu
Kania,
Kita adalah perjumpaan
lagi tentang semua simpang ruang sedih
yang pernah kau tumpahkan
di cangkir-cangkir rapuh
yang meretak dalam pilumu
lagi tentang semua simpang ruang sedih
yang pernah kau tumpahkan
di cangkir-cangkir rapuh
yang meretak dalam pilumu
andai engkau tak di sini:
“aku akan tetap menunggumu”
begitu aku.
“aku akan tetap menunggumu”
begitu aku.
Kania,
cinta ini bersulam dalam senyum di wajahmu
yang mencairkan bumi dalam genggam sela canda kita
tak lagu
tak puisi
tak ada bisa matikan kibas lamamu
hanya menunggu cerita usang yang bahkan
tak mengubah apa-apa
yang mencairkan bumi dalam genggam sela canda kita
tak lagu
tak puisi
tak ada bisa matikan kibas lamamu
hanya menunggu cerita usang yang bahkan
tak mengubah apa-apa
Kania,
demikian sapamu padaku selalu
bahkan telah berulang kali kukata…
bahkan telah berulang kali kukata…
“Aku bukan Kania”